jendela kamarku


Lewat jendela kamar anyaman bambu  ini kumemandang keluar, embun pagi belum beranjak dari tempatnya, seakan tak ingin berlalu dengan cepat. Hamparan hijau dihadapanku membuatku menghirup udara segar pagi ini. 

Dengan memandang lewat jendela kamar  ini aku bisa melihat keindahan ciptaannya. Dengan semangat yang pantang menyerah kumengabdikan jiwa dan raga di didesa ini yang lumayan jauh dari kota. Apa aku pernah mengeluh? Tidak, karena aku yakin banyak yang menginginkan posisiku saat ini, cuman mereka belum diberi kesempatan oleh yang maha kuasa. Lagi-lagi aku mengucapkan syukur atas  segala nikmat yang telah engkau beri ya Allah.

Aku tersenyum sambil memandang kearah persawahan, aku wanita pilihan yang Allah pilih untuk mendidik dan mencerdaskan anak2 didesa ini, dan aku yakin, aku mampu melewati semua ini, karena Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisuda dan perpisahan RA Rahmatullah Tolitoli

merasa kehilangan

Mengatasi Writer's blok